Kembali ke halaman sebelumnya

Menteri Israel Bela Diri usai Kecelakaan Gegara Terabas Lampu Merah

cnnindonesia.com 1 jam yang lalu
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir membela diri setelah mengalami kecelakaan gara-gara menerobos lampu merah.

Dalam unggahannya di X pada Sabtu (27/4) malam, Ben Gvir seakan membenarkan dirinya menerobos lampu merah. Menurutnya, sebagai "salah satu orang yang paling terancam di Israel", dirinya diharuskan beroperasi berdasarkan kebijakan darurat, "terutama pada waktu-waktu dan tempat dengan risiko yang lebih tinggi."

Ia lantas memprotes orang-orang, termasuk mantan kepala polisi Israel Arieh Amit, yang kecewa karena dirinya tidak tewas dalam kecelakaan tersebut.

"Ini adalah fenomena kebencian di mana orang-orang yang penuh kebencian memicu kebencian di antara saudara sesama. Mereka adalah bahaya terbesar bagi Israel," kata Ben Gvir.

Ben Gvir mengalami kecelakaan lalu lintas setelah mobilnya diduga menerobos lampu merah pada Jumat (26/4). Ia mengalami patah tulang rusuk dan memar imbas insiden tersebut.

Kecelakaan itu terjadi ketika sebuah mobil memasuki perempatan yang menunjukkan lampu hijau. Mobil itu lalu menabrak kendaraan Ben Gvir yang nyelonong meski lampu merah.

Seorang perempuan pun terluka parah buntut tabrakan tersebut.

Menurut laporan, Ben Gvir dan putrinya, yang juga berada di dalam mobil, tak mengenakan sabuk pengaman. Putrinya mengalami luka ringan dalam kecelakaan itu.

Rekaman kamera dasbor dari lokasi kecelakaan menunjukkan bahwa mobil Ben Gvir dan rombongan menerobos jalan saat lampu merah. Namun demikian, polisi menyatakan pihaknya belum mengetahui penyebab kecelakaan sang menteri.

Kepada wartawan, polisi menyatakan jika mobil Ben Gvir benar-benar menerobos lampu merah tanpa ada situasi kedaruratan, hal ini merupakan pelanggaran lalu lintas yang parah.

Hingga kini tak ada bukti apa pun bahwa Ben Gvir saat itu sedang dalam bahaya sehingga harus menerobos lampu merah.

Idan Domatov, pengendara mobil yang terlibat kecelakaan dan mengalami luka-luka, mengatakan bahwa dirinya berkendara sesuai dengan rambu lalu lintas. Saat itu, kata dia, lajur yang ia lewati menunjukkan lampu hijau. Sementara lajur mobil sang menteri sedang lampu merah.

"Saya beruntung sudah mengantar pulang saudara-saudara lelaki saya sebelum kecelakaan terjadi. Karena jika tidak, saya tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Domatov kepada Channel 12.

"Saya membawa empat saudara saya di dalam mobil. Itu bisa menjadi bencana besar," lanjut dia, seperti dikutip The Times of Israel.

Domatov juga mengatakan setelah kecelakaan, bodyguard Ben Gvir menodongkan senjata ke arahnya. Para bodyguard baru menurunkan pistol setelah ia meyakinkan mereka bahwa dirinya orang Yahudi.

"Saya melihat anak saya sendirian di dalam mobil. Tidak ada yang menghampirinya," kata ayah Domatov, Arthur, kepada Ynet.

"Sang menteri sudah dievakuasi. Tapi tak ada satupun yang mendatangi anak saya untuk membantunya selain satu orang paramedis yang merupakan temannya," lanjut Arthur.

Palang merah Israel, Magen David Adom, menyatakan timnya bergegas merawat para korban luka begitu tiba di lokasi kecelakaan. Mereka menyebut Domatov dilarikan ke rumah sakit 34 setelah ambulans menerima panggilan darurat.

Dalam unggahannya di X pada Sabtu (27/4) malam usai insiden, Ben Gvir juga tak sepatah katapun menyinggung soal Domatov.

Sejumlah laporan pada tahun lalu menunjukkan Ben Gvir nyaris melakukan 80 pelanggaran lalu lintas selama 2023. Beberapa pelanggaran di antaranya berkendara dengan kecepatan tinggi, menggunakan ponsel saat menyetir, hingga tak menggunakan sabuk pengaman.

Ben Gvir sendiri telah dipulangkan dari rumah sakit pada Minggu usai dirawat selama dua hari. Sementara itu, putrinya telah kembali pulang pada Sabtu malam.

Kembali ke halaman sebelumnya