Kembali ke halaman sebelumnya

Daya pikat pelatih-pelatih asal Korea Selatan

alinea.id 3 jam yang lalu

Tren timnas sepak bola di Asia Tenggara yang ditangani pelatih asal Korea Selatan berlanjut. Kim Pan-gon resmi menangani timnas Malaysia pada 2022. Kemudian, Park Soon-tae resmi melatih timnas Timor Leste sejak 2023.

Kepiawaian pelatih-pelatih asal Korea Selatan berawal saat mereka melatih tim-tim di K-League—kompetisi domestik di Korea Selatan—yang sangat ketat. K-League sendiri, berdasarkan situs web AFC, berada di urutan ketiga liga top Asia, di bawah Saudi Pro League (Arab Saudi) dan J-League (Jepang).

Kandidat terkuat juru taktik timnas Vietnam, Kim Sang-sik, misalnya yang pernah menjadi pelatih Jeobuk Hyundai Motors pada 2021-2023. Mantan pelatih timnas Vietnam, Park Hong-seo, sebelum melatih Vietnam, menjadi pelatih Gyeongnam FC (2005-2007), Jeonnam Dragons (2008-2010), dan Sangju Sangmu (2012-2015). Ia pun pernah menangani Anyang LG Cheetahs sebagai caretaker pada 1996.

Di samping berpengalaman menangani timnas Korea Selatan dari 2014-2018, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong pernah pula melatih Seongnam Ilhwa Chunma (2008-2012). Berbeda dari semua pelatih yang memimpin timnas di negara-negara Asia Tenggara lainnya, pelatih Malaysia, Kim Pan-gon lebih berpengalaman di Hong Kong. Selain pernah melatih timnas Hong Kong (2009-2010), ia pernah menangani klub Hong Kong, Buler Rangers (2002-2004) dan South China (2008-2010). Di K-League, Pan-gon hanya pernah menjadi asisten pelatih Busan Ipark (2005-2008) dan Gyeongnam FC (2011).

Peneliti dari Ewha Womans University, Eunah Hong dan Yejee Jeong pernah mempublikasikan riset mereka tentang gaya kepemimpinan pelatih dan kinerja tim sepak bola di K-League, yang diterbitkan di Social Behavior and Personality An International Journal (Agustus, 2020).

Mereka melakukan analisis data dari 106 pemain sepak bola K-League menggunakan model persamaan struktural. Hasilnya, para peneliti menemukan, kepemimpinan pelatih yang transformasional—berusaha mendorong partisipasi dan meningkatkan kemampuan tim berinovasi—dan otentik punya dampak positif terhadap kolektivitas pemain.

Kemudian, efikasi kolektif berpengaruh positif terhadap kinerja tim. Lalu, efikasi kolektif secara parsial memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja tim. Selain itu, efikasi kolektif sepenuhnya memediasi hubungan antara kepemimpinan otentik dan kinerja tim.

Dalam sebuah wawancara dengan SBS News tahun 2022, pewawancara Joo Young-jin memuji pencapaian Hang-seo di Vietnam. Young-jin memuji Hang-seo sebagai pintu jalan bagi pelatih-pelatih Korea Selatan lainnya, seperti Tae-yong dan Pang-gon, berkarier di Asia Tenggara. Namun, Hang-seo menampik pernyataan Young-jin.

“Tidak. Mereka semua dipilih karena mereka adalah pelatih yang hebat. Itu bukan karena saya,” ujar Hang-seo.

Menurut Hang-seo, beberapa negara di Asia Tenggara memilih pelatih asal Korea Selatan karena dinilai punya kepemimpinan yang baik. Hang-seo bisa menjadi gambaran karakter pelatih asal Korea lainnya. Selain disiplin, Hang-seo juga total dan konsisten dalam tugasnya.

Ketika kontraknya tinggal setahun dengan timnas Vietnam, Hang-seo tak berpikir meninggalkan The Golden Stars begitu saja. Kepada Young-jin, ia masih berpikir bagaimana caranya agar sepak bola Vietnam dapat berkembang lebih jauh di masa depan.

“Bahkan, jka saya berhenti, saya percaya akan ada jalan bagi saya untuk mendedikasikan diri saya pada tim muda Vietnam,” kata Hang-seo kepada Young-jin.

“Saya pikir sebagai pelatih sepak bola, Anda harus melakukan sebagian besar pekerjaan yang berhubungan dengan sepak bola di sana (Vietnam).”

Wawancara Hang-seo sedikit-banyak mencerminkan karakter pelatih-pelatih asal Korea Selatan. Di samping itu, ada beberapa hal yang membuat pelatih-pelatih dari Korea Selatan diminati beberapa negara Asia Tenggara.

Dikutip dari The Dong-A Ilbo, seorang narasumber di K-League mengatakan, negara di wilayah lain di Asia, termasuk Hong Kong, juga menaruh minat besar pada pelatih asal Korea Selatan.

“Pelatih Korea telah menunjukkan kepemimpinan mereka yang kuat, memiliki pemahaman budaya yang lebih baik tentang negara-negara (Asia) ini, dan biaya perekrutan lebih murah, sehingga sangat dicari di wilayah ini,” ujar narasumber itu, dilansir dari The Dong-A Ilbo.

Kembali ke halaman sebelumnya