Kembali ke halaman sebelumnya

Menantu jadi Pelaku Order Fiktif Takjil Masjid Zayed, Mertua Minta Proses Hukum Tetap Dilanjutkan

tribunnews.com 17 jam yang lalu

TRIBUNNEWS.COM - Dua pengusaha catering di Solo, Jawa Tengah yang menjadi korban order fiktif takjil Masjid Raya Sheikh Zayed tetap melanjutkan proses hukum.

Kedua korban merugi Rp960 juta, bahkan meminjam uang ke bank untuk memenuhi pesanan pelaku.

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Ismanto Yuwono, mengatakan penyidik telah mempertemukan E dengan kedua korban yang bernama Supodo dan Kusnadi Slamet Widodo.

"Memang benar, kemarin sudah kita pertemukan antara pihak korban dan pelaku."

"Akan tetapi pertemuan tersebut bukanlah mediasi, akan tetapi lebih pada penambahan pemeriksaan untuk melengkapi BAP," paparnya, Senin (22/4/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

Diketahui, kedua korban merupakan ayah mertua dan teman SMA pelaku.

Meski pelaku berinisial E masih kerabat, kasus ini tidak diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kalau dalam pertemuan tersebut kemudian pelaku meminta maaf kepada korban itu beda cerita."

"Kemudian dari pihak korban juga sudah menyatakan agar kasus ini tetap didalami oleh pihak kepolisian," ujarnya.

Pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed juga akan dipanggil untuk proses pemeriksaan.

"Keterangan dari pihak masjid ini penting ya. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Apakah benar mereka menerima makanan tersebut, kemudian apakah makanan tersebut benar diberi secara cuma-cuma atau tidak."

"Kalau tenyata ada uang yang dibayarkan (dari pihak Masjid), berati benar ada penipuan pada kasus ini," ucapnya.

Saat diperiksa, E menyatakan melakukan penipuan karena malu telah menjanjikan mendapat pesanan takjil dari pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed.

"Dengan dalih bahwa teman kuliah dari tersangka ada yang menjadi salah satu pengurus masjid." 

"Oleh kerena itu, kedua korban pada percaya, dan merampungkan pesanan makanan dan takjil tersebut. Untuk kulakan bahan baku sendiri, korban sampai berutang. Mengingat jumlah porsi yang cukup banyak," lanjutnya.

Pelaku berinisial E sempat kabur ke Ngawi, Jawa Timur setelah kasusnya dilaporkan ke Polresta Solo.

Pelaku kemudian ditangkap dan menjalani sejumlah pemeriksaan.

Modus yang digunakan E untuk melakukan penipuan yakni menunjukkan pesan WhatsApp seolah berkomunikasi dengan pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed.

Pesan tersebut kemudian ditunjukkan ke dua korban.

Lantaran saling kenal, kedua korban tidak menaruh curiga dengan perbuatan pelaku.

Kompol Ismanto Yuwono, mengatakan total kerugian yang dialami dua pengusaha catering mencapai Rp960 juta.

E merekayasa pesanan takjil berasal dari pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed selama bulan puasa.

Setiap hari, kedua pengusaha catering mengirimkan 800 porsi makanan untuk buka puasa jamaah Masjid Raya Sheikh Zayed.

"Korban sudah kulakan. Akhirnya, untuk menutup malu, dia menyampaikan kepada pihak Zayed itu sodakoh dari hamba Allah."

"Dan korbannya atas nama Slamet dan Supodo yang merupakan mertuanya sendiri," lanjutnya.

Akibat perbuatannya, E dapat dijerat pasal penipuan, 378 KUHP.

"Sementara kita masih lanjut. Korban kan dua, kalau korban mau (damai), tapi kan pihak Slamet orang luar," tukasnya.

Menurut Ismanto, kasus penipuan ini cukup unik lantaran pelaku tak memperoleh keuntungan dari aksinya.

Mertua E sekaligus korban, Supodo, mengatakan pelaku tak kunjung membayarkan uang pesanan makanan hingga lebaran.

Supodo mengungkapkan E berpura-pura memiliki hubungan dekat dengan pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dan mendapatkan pesanan untuk takjil selama Ramadhan.

“Sering menunjukkan WA kayanya dalam lingkungan situ entah berkaitan apa nggak tahu. Saya betul-betul mengirim dan bisa menyerahkan,” ungkapnya, Sabtu, dikutip dari TribunSolo.com.

Ia menjelaskan dalam perjanjian awal, pembayaran dilakukan setiap seminggu sekali.

Namun, pelaku selalu menghindar ketika jatuh tempo dengan alasan uang dari Masjid Raya Sheikh Zayed belum turun.

"Otomatis pengajuan dari masjid. Saya sudah yakin karena sering keluar masuk masjid,” bebernya.

Sementara itu, Kusnadi Slamet Widodo mengaku tak curiga terhadap E saat pembayaran selalu diundur.

“Saya tanya kok nggak cair. Ini ada masalah di TU katanya. Uangnya transferan dari Arab atau mana habis. Ini suruh ngelanjutkan. Semaksimal mungkin saya usaha sampai selesai,” terangnya.

Kusnadi yang juga teman pelaku merasa tertipu setelah setiap hari mengirimkan ratusan porsi makanan untuk buka puasa di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.

Setelah lebaran, kedua korban melaporkan kasus ini dan meminta pelaku segera melunasi pembayaran.

Pelaku ditangkap saat kabur ke Ngawi, Jawa Timur dan mengaku pesanan tersebut hanya rekayasa.

“E mengaku tidak ada dari Zayed. Juga tidak ada donatur,” ucapnya.

Sebelumnya, Wakil Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Bagus Sigit Setiawan, menyatakan pihak masjid tidak bekerja sama dengan kedua catering yang menjadi korban penipuan.

Selama bulan puasa ada beberapa makanan yang dikirimkan dan pihak masjid menganggapnya sebagai sedekah.

Lantaran jumlahnya terlalu banyak, makanan tersebut dibagikan ke warga sekitar.

“Iya sempat (diantar ke masjid). Bilangnya shodaqoh. Menjelang sahur." 

"Awalnya datang untuk sahur bersama. Kita sampaikan tidak ada pembagian sahur bersama,” bebernya.

Menurutnya, kerja sama pihak masjid dengan sejumlah pengusaha catering berjalan baik.

Kedua pihak sudah memiliki kesepakatan terkait standar makanan hingga pembayaran.

“Yang jelas semua katering yang menjalin kerjasama dengan Zayed beres tidak ada persoalan,” tukasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kasus Prank Order Fiktif Takjil Rp960 Juta Berlanjut, Panitia Masjid Sheikh Zayed Bakal Dipanggil

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifuddin/Andreas Chris)

Kembali ke halaman sebelumnya