Kembali ke halaman sebelumnya

Microsleep Penyebab Kecelakaan KM 58 Tol Japek, Begini Menghindarinya

kompas.com 5 jam yang lalu

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi Republik Indonesia (Polri) menyatakan, microsleep menjadi penyebab utama terjadinya insiden maut di KM 58 ruas Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan 12 korban, Senin (8/4/2024).

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut, kondisi microsleep dialami sopir Grand Max lantaran kelelahan usai berkendara selama empat hari berturut-turut dari Jakarta-Ciamis.

“Jakarta-Ciamis sampai tanggal 8 April 2024. Sehingga pengemudi mengalami kelelahan yang mengakibatkan microsleep atau mengantuk karena kelelahan,” Kata dia dalam siaran pers, Senin (15/4/2024).

Namun untuk keterangan lebih jauh, saat ini Polri membentuk tim khusus, yaitu Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menganalisis secara saintifik mengenai musibah maut ini.

“Dalam peristiwanya kita lakukan secara saintifik yakni melalui TAA di mana proses perkara ini ditangani Polda Jawa Barat dan di-back up oleh Korlantas,” kata dia.

Atas temuan tersebut, maka pemudik yang hendak melakukan perjalanan balik diimbau untuk senantiasa berhati-hati dan istirahat dengan cukup. Jangan pernah memaksakan tubuh untuk beraktivitas meski merasa mampu.

Dijelaskan Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, microsleep memang gejala yang sering kali terjadi ketika perjalanan jauh namun kerap diabaikan atau tidak menepi ke rest area untuk istirahat.

"Kalau ngantuk (saat) mengemudi, itu biasanya semua kecepatan, semua reaksi kita melambat. Biasanya impact-nya tidak sampai fatal, enggak sampai merenggut nyawa. Nah, kalau microsleep, bisa terjadi di kecepatan tertentu," jelasnya saat dihubungi Kompas.com.

"Ssaat pengemudi mulai merasa kelelahan, biasanya mereka akan menambah kecepatan dengan alasan menaikkan adrenalin. Begitu adrenalin naik, kecepatannya di 140 kpj kemudian terkena microsleep, itulah fatality-nya," kata Sony.

"Kalau ngantuk yang tidur adalah matanya, tapi kalau microsleep yang itu (tidur) otaknya," tambah dia.

Untuk mencegah hal tersebut tidak terjadi, konsultan utama di Snoring & Sleep Disorder Clinic Dr Andreas Prasadja menjelaskan, ialah dengan tidur sejenak sekitar 15 menit sampai 30 menit.

Apabila pengendara kurang suka tidur di rest area di tengah-tengah perjalanan, cukup istirahat sejenak saja. Namun dengan catatan, sudah tidur dengan cukup sebelumnya.

"Jika kejadiannya begini, lagi menyetir, terus tiba-tiba bertanya sendiri, 'kok kita sudah sampai sini ya?' Nah itu artinya separuh otak sudah tertidur. Kita berkendara by instinct," kata dia.

"Obatnya ya tentu saja tidur. Pinggirkan kendaraan dulu, kemudian tidur sekitar 15 atau 30 menit," ucap Andreas lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

perbesar foto

perbesar foto

perbesar foto

Ilustrasi microsleep, microsleep saat berkendara(Shutterstock/lightpoet)

Kembali ke halaman sebelumnya