Kembali ke halaman sebelumnya

Lagi, paket barang TKW ini rusak gegara Bea Cukai? Ada yang diisi pasir segala: Nggak bisa dipakai ini, rusak!

hops.id 2 hari yang lalu

Hops.ID - Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW) mengalami masalah terkait barangnya yang diperiksa pihak Bea Cukai.

Melalui akun TikToknya @julie5788, TKW tersebut melaporkan paket barangnya dari luar negeri sudah dalam keadaan rusak.

Parahnya lagi, kejadian itu bukan yang pertama kali dialaminya, melainkan sudah ketiga kali TKW tersebut mengalami kejadian serupa.

“Saya yang pertama itu sudah nggak apa-apa, yang kedua sudah nggak apa-apa, saya nggak komplain, sekarang ini yang ketiga memang gak bisa,” katanya.

Merasa tak bisa dibiarkan, TKW itu pun mengunggah video di akun TikToknya yang menunjukkan beberapa barangnya sudah dalam keadaan rusak.

Bahkan ketika kemasan paket dibuka, ia juga mendapati ada sebuah barang yang sudah terisi pasir dan disebut sudah tak bisa lagi digunakan karena rusak.

Video itu diunggah pada April 2023 lalu. Tampak dalam narasinya pada video tersebut, Julie berharap agar kejadian itu viral sehingga pihak Bea Cukai bisa berbenah dan memberikan pelayanan lebih baik.

“Ini harus diviralkan kayak gini nih,” tegasnya.

Tak hanya rusak, paket barangnya itu juga dibebankan bea masuk atau Bea Cukai, mulai dari sepatu, baju, susu, dan perkakas pertukangan.

Membagikan pengalaman sebelumnya, Julie juga menuturkan pernah kehilangan barang diduga akibat kelalaian dari pihak Bea Cukai sendiri.

“Yang kedua barang saya ada yang hilang, baju anak saya mau lebaran hilang, gak ada,” ungkapnya.

Lagi dan lagi, dirinya terus menarasikan agar keluhannya terhadap pihak Bea Cukai itu bisa viral.

Tak hanya lewat narasi video, ia juga menulis pada caption agar video tersebut viral lantaran sudah jengkel dengan pelayanan Bea Cukai.

“Ini harus diviralkan, ini memang harus diviralkan!” ucapnya.

“Yang melihat postinganku ini tolong diviralkan dan di-share ya, biar nggak ada korban lagi,” tulis Julie pada caption.

Julie merasa kecewa dan mengungkit perihal biaya bea masuk terkait barang bawaannya yang dianggap tidak berharga.

Dirinya sendiri sebetulnya tak pernah keberatan dengan harga bea masuk yang ditetapkan.

Namun ia mempertanyakan terkait barang yang dianggapnya tak begitu bernilai tetapi dikenakan biaya bea masuk.

“Kalau masalah bayaran nggak apa-apa, tapi ini yang yang dicukaikan itu yang nggak berharga, hanya pakaian, susu, dan sepatu,” katanya.

“Sepatunya pun bukannya banyak ini, cuma dua pasang saja, harga sepatunya pun gak sampai Rp200 ribu bukan yang branded,” sambungnya.

Julie menilai pihak Bea Cukai terlalu mempersulit para TKW untuk mengirim barang ke kampung halamannya.

Padahal mereka sudah bekerja susah payah di luar negeri agar bisa memperbaiki perekonomian keluarga.

“Kita di sana kerja, susah cari duit, mau ngirim kayak gini susah, harganya pun mahal dari sana sampai sini, kena cukai tapi itu (barang) yang gak berharga,” keluhnya.

Saat kemasan paket dibuka dan beberapa barang dikeluarkan, Julie justru menemui kejadian yang merugikan dirinya.

Ia mendapati sepatu yang dibawanya sudah dalam keadaan rusak. Sepatu berwarna hitam tersebut tampak kotor.

“Kasut (sepatu) yang baru beli dijadikan kayak gini, lihat barangnya sudah rusak semuanya,” katanya.

Selain itu tampak juga beberapa kemasan produk teh dan susu yang sudah sobek, sehingga tercecer dan menodai paket lain yang tercampur di dalamnya.

“Ya Allah macam ini, ini sudah kemasukan apa ini. Nggak tahu ini pasir apa, memang nggak bisa dipakai ini sudah banyak yang rusak, semua barangnya pecah,” ujarnya.

Julie menyebut, kejadian tersebut diduga akibat kelalaian dari petugas Bea Cukai yang dinilainya serampangan dalam bertugas memeriksa barang bawaan atau paket dari luar negeri.

“Ya Allah kok tega ya itu yang bongkar sampai kayak gini nih, nggak bertanggung jawab,” tambahnya. ***

Kembali ke halaman sebelumnya