Kembali ke halaman sebelumnya

Politisi Senior Ini Pilih Jadi Petani, Saatnya Regenerasi Setelah 5 Kali Menghuni DPRD Tulungagung

tribunnews.com 3 jam yang lalu

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Ada yang datang untuk menggantikan yang sudah saatnya pergi, menjadi siklus kodrati di dunia. Hal itu yang disadari Suprapto (67), satu-satunya anggota DPRD Kabupaten Tulungagung periode 2019-2024 yang mundur dari gelanggang politik.

Suprapto merupakan politisi senior di gedung dewan, dan pada Pemilu 2024 ia tidak lagi mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, baik DPRD Tulungagung, DPRD Provinsi maupun DPR RI.

Alasan Suprapto, ia mengaku ingin ada regenerasi di DPRD Tulungagung, secara khusus di Fraksi PDI Perjuangan, tempatnya bernaung.

Suprapto memang mudah dikenali karena rambutnya yang sudah memutih sepenuhnya.Tampilannya ini membuatnya kerap disapa Buyung, karena dianggap mirip sosok almarhum Adnan Buyung Nasution, pengacara kondang yang punya ciri rambut putih.

"Paling esensial, secara pribadi untuk regenerasi. Saya sudah 5 periode sejak tahun 1999," ucap Buyung, saat ditemui di Gedung DPRD Tulungagung.

Buyung mulai maju menjadi calon anggota legislatif di DPRD Tulungagung sejak 1999. Sejak saat itu Buyung terpilih di setiap Pemilu Legislatif, hingga di Pemilu 2019 lalu. Selama 25 tahun menjadi anggota DPRD Tulungagung, ia menilai sudah cukup, sehingga ingin berhenti.

"Selain itu juga faktor usia. Saya sudah 67 tahun. Saya ingin ada generasi penerus di DPRD Tulungagung, khususnya PDI Perjuangan," katanya.

Regenerasi menurutnya akan membawa suasana baru di DPRD Tulungagung. Masuknya generasi penerus diyakini juga akan membawa perubahan pola pikir di ruang legislatif. Apalagi saat ini generasi muda juga mempunyai kesempatan yang semakin bagus, untuk menggantikan generasi yang lebih senior.

Karena itu meski Buyung tidak mencalonkan diri, ia mendorong calon penerusnya. Sosok yang digadang-gadangnya adalah Jatmiko Dwi Seputro, adik kandung mantan Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo.

Jatmiko yang maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Tulungagung 4, termasuk sosok yang lolos menjadi anggota DPRD Tulungagung. "Suara pendukung selama ini dialihkan ke sana (Jatmiko). Alhamdulillah terpilih," ucapnya.

Ditanya resepnya bisa sambung menyambung hingga 5 periode, Buyung mengaku tidak pernah berjanji muluk-muluk. Ia selalu mengatakan yang sebenarnya, tidak pernah menjanjikan sesuatu yang belum pasti.

Selebihnya sebagai anggota DPRD yang terpilih, konsekuensi logisnya harus melayani konstituen yang memilih. "Misalnya petani harus diperkuat posisinya, pedagang juga begitu. Ada dana pokir (pokok pikiran) yang bisa dimaksimalkan untuk keperluan konstituen," tegasnya.

Ia menambahkan, jumlah konstituen yang mencoblos selama ikut 5 Pemilu sekitar 6.000 hingga 7.000 orang saja. Mereka tersebar di lima desa, yaitu Desa Gempolan, Gesikan, Tamban dan Bangunmulyo di Kecamatan Pakel, serta Desa Wates di Kecamatan Campurdarat.

Hanya saja dalam Pemilu 2024 ini terjadi perubahan Dapil, sehingga Desa Wates ikut ke Dapil Tulungagung 3. Buyung mengaku fokus menjaga jumlah pemilihnya itu sehingga tidak pernah lepas dari Pemilu ke Pemilu berikutnya.

"Pokoknya jangan menjanjikan sesuatu jika itu belum tentu. Apalagi ada kalimat yang hanya berisi harapan saja, janganlah," tegasnya.

Saat ini sebenarnya masih banyak politikus seusia Buyung yang masih ikut kompetisi Pemilu Legislatif. Sekali lagi disinggung keputusannya mundur dari gelanggang politik, Buyung merasa sudah cukup.

Ia menghargai tokoh-tokoh senior yang masih aktif ikut kompetisi. Namun sosok kelahiran 22 September 1957 ini sudah bulat akan kembali ke aktivitas lamanya, yaitu bertani di Desa Gempolan, Kecamatan Pakel, tempat tinggalnya selama ini.

Sebagai informasi, Buyung pernah kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya tahun 1977, namun tidak sampai lulus karena banyak faktor. Ia kemudian meneruskan kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Islam Kadiri, sampai lulus S2.

Kembali ke halaman sebelumnya