Kembali ke halaman sebelumnya

Ini Tafsir Budiman Sudjatmiko Soal Orang Toxic yang Diwanti-wanti Luhut

detik.com 4 jam yang lalu
Jakarta -

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Budiman Sudjatmiko, mempunyai tafsir tersendiri atas pesan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal orang toxic di pemerintahan mendatang. Budiman menyebut orang toxic yang dimaksud Luhut adalah individu tertentu, bukan partai politik.

"Yang saya bayangkan mungkin Pak Luhut berbicara orang-orang atau unsur-unsur yang tidak mendukung keberlanjutan, keberlangsungan, begitu. Saya kira dalam kerangka itu dan tidak dalam frekuensi yang sama dalam mengusung keberlanjutan sebagaimana yang telah disampaikan dalam kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran," kata Budiman kepada wartawan, Minggu (5/5/2024).

"Yang tidak mendukung hilirisasi, digitalisasi. Tidak mendukung optimalisasi sumber daya manusia, makan siang gratis, IKN, ya mungkin orang yang tak mendukung itu. Itu kan yang menjadi tema-tema utama kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budiman tak menyebutkan secara spesifik individu mana yang dimaksud. Namun, dia mengatakan orang itu selama ini kerap menyerang gagasan Prabowo-Gibran secara terbuka.

"Saya menganggap Pak Luhut mereka yang tidak mendukung itulah, kira-kira. Yang selama ini selalu terbuka menyerang itu. Saya kira itu," ucapnya.

Budiman tak yakin yang toxic seperti dimaksud Luhut adalah partai politik.

"Kita bicara individu ya, kita tidak bicara partai. Yang dimaksud Pak Luhut itu kan individu ya," kata dia.

Lebih lanjut, Budiman menganggap Prabowo dan Luhut memahami individu seperti apa yang dapat merusak pemerintahan ke depan. Menurut dia, individu tersebut tak serta-merta ditautkan dengan lembaga politiknya.

"Saya kira itu Pak Prabowo dan Pak Luhut yang mengetahui itu. Individu-individu itu kan juga di partai besar yang macam-macam juga cara berpikirnya. Mungkin, bisa saja, misalnya nih, contohkan NasDem. Mungkin ada orang dari NasDem yang secara individual sebenarnya mendukung program-program kita. Bisa saja seperti itu, misalnya seperti itu," terang Budiman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan Pak Prabowo, dalam bayangan saya, mencoba melihat bahwa di partai-partai itu ada juga individu-individu yang diajak ngobrol. Jadi kalau kita bicara soal keterlibatan dalam pemerintahan, itu prerogatif presiden. Jadi presiden bisa melihat, tentu saran dari Pak Luhut diperhatikan, semestinya, catatan untuk individu-individu yang tidak jadi toxic. Dan saya kira Pak Prabowo tidak akan juga membawa toxic ke dalam pemerintahannya," pungkasnya.

Luhut sebelumnya mengungkapkan pesannya kepada Prabowo terkait pemerintahan ke depan. Luhut meminta Prabowo Subianto untuk tidak membawa orang toxic atau bermasalah ke kabinetnya.

"Untuk presiden terpilih, saya bilang jangan bawa orang toxic ke ke pemerintahanmu, itu akan sangat merugikan kita," ujar Luhut dalam acara 'Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth' di Jakarta seperti dilansir Antara, Jumat (3/5).

Jakarta -

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Budiman Sudjatmiko, mempunyai tafsir tersendiri atas pesan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal orang toxic di pemerintahan mendatang. Budiman menyebut orang toxic yang dimaksud Luhut adalah individu tertentu, bukan partai politik.

"Yang saya bayangkan mungkin Pak Luhut berbicara orang-orang atau unsur-unsur yang tidak mendukung keberlanjutan, keberlangsungan, begitu. Saya kira dalam kerangka itu dan tidak dalam frekuensi yang sama dalam mengusung keberlanjutan sebagaimana yang telah disampaikan dalam kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran," kata Budiman kepada wartawan, Minggu (5/5/2024).

"Yang tidak mendukung hilirisasi, digitalisasi. Tidak mendukung optimalisasi sumber daya manusia, makan siang gratis, IKN, ya mungkin orang yang tak mendukung itu. Itu kan yang menjadi tema-tema utama kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budiman tak menyebutkan secara spesifik individu mana yang dimaksud. Namun, dia mengatakan orang itu selama ini kerap menyerang gagasan Prabowo-Gibran secara terbuka.

"Saya menganggap Pak Luhut mereka yang tidak mendukung itulah, kira-kira. Yang selama ini selalu terbuka menyerang itu. Saya kira itu," ucapnya.

Budiman tak yakin yang toxic seperti dimaksud Luhut adalah partai politik.

"Kita bicara individu ya, kita tidak bicara partai. Yang dimaksud Pak Luhut itu kan individu ya," kata dia.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Lebih lanjut, Budiman menganggap Prabowo dan Luhut memahami individu seperti apa yang dapat merusak pemerintahan ke depan. Menurut dia, individu tersebut tak serta-merta ditautkan dengan lembaga politiknya.

"Saya kira itu Pak Prabowo dan Pak Luhut yang mengetahui itu. Individu-individu itu kan juga di partai besar yang macam-macam juga cara berpikirnya. Mungkin, bisa saja, misalnya nih, contohkan NasDem. Mungkin ada orang dari NasDem yang secara individual sebenarnya mendukung program-program kita. Bisa saja seperti itu, misalnya seperti itu," terang Budiman.

"Dan Pak Prabowo, dalam bayangan saya, mencoba melihat bahwa di partai-partai itu ada juga individu-individu yang diajak ngobrol. Jadi kalau kita bicara soal keterlibatan dalam pemerintahan, itu prerogatif presiden. Jadi presiden bisa melihat, tentu saran dari Pak Luhut diperhatikan, semestinya, catatan untuk individu-individu yang tidak jadi toxic. Dan saya kira Pak Prabowo tidak akan juga membawa toxic ke dalam pemerintahannya," pungkasnya.

Luhut sebelumnya mengungkapkan pesannya kepada Prabowo terkait pemerintahan ke depan. Luhut meminta Prabowo Subianto untuk tidak membawa orang toxic atau bermasalah ke kabinetnya.

"Untuk presiden terpilih, saya bilang jangan bawa orang toxic ke ke pemerintahanmu, itu akan sangat merugikan kita," ujar Luhut dalam acara 'Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth' di Jakarta seperti dilansir Antara, Jumat (3/5).

Kembali ke halaman sebelumnya