Kembali ke halaman sebelumnya

Bye Israel! Kolombia Putus Hubungan-Sebut Netanyahu Pelaku Genosida

cnbcindonesia.com 2 jam yang lalu

Foto: Presiden Kolumbia Gustavo Petro (REUTERS/LUISA GONZALEZ)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Kolumbia Gustavo Petro mengatakan negaranya akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Ia menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah melakukan genosida dalam perang di Gaza.

"Besok (Kamis (2/5/2024)) hubungan diplomatik dengan negara Israel akan terputus... karena presidennya melakukan genosida," kata Petro pada rapat umum May Day di Bogota pada Rabu waktu setempat, seperti dikutip AFP.

Petro telah menjadi kritikus keras serangan Israel di Gaza, sejak Oktober. Ia mengatakan kepada ribuan pendukungnya bahwa dunia tidak dapat menerima genosida dan pemusnahan seluruh rakyat.

"Jika Palestina mati, maka umat manusia pun mati," katanya, yang disambut tepuk tangan meriah dari massa, beberapa di antaranya mengibarkan spanduk pro-Palestina.

Sementara pihak Israel menanggapinya dengan menggambarkan Petro sebagai orang yang antisemitisme dan penuh kebencian. Mereka mengatakan bahwa pendiriannya sama saja dengan memberikan hadiah kepada Hamas.

"Presiden Kolombia telah berjanji untuk memberi penghargaan kepada para pembunuh dan pemerkosa Hamas- dan hari ini dia mewujudkannya," kata Menteri Luar Negeri Israel Katz di media sosial X.

"Sejarah akan mengingat bahwa Gustavo Petro memutuskan untuk membela monster paling keji yang pernah dikenal umat manusia, yang membakar bayi, membunuh anak-anak, memperkosa wanita, dan menculik warga sipil tak berdosa," tambah Katz.

Kolombia telah bergabung dengan Bolivia, Belize, dan Afrika Selatan (Afsel) dalam memutuskan hubungan dengan Israel. Beberapa negara lain telah menarik diplomatnya.

Pada Oktober, beberapa hari setelah dimulainya perang, Israel mengumumkan bahwa mereka "menghentikan ekspor keamanan" ke Kolombia. Ini terjadi setelah Petro menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan bahasa yang mirip dengan apa yang dikatakan "Nazi tentang orang Yahudi" tentang rakyat Gaza.

Israel pada saat itu juga menuduh Petro menyatakan dukungan terhadap "kekejaman yang dilakukan oleh teroris Hamas", mengklaim itu memicu antisemitisme dan memanggil duta besar Kolombia. Bogota kemudian meminta utusan Israel meninggalkan negara Amerika Selatan tersebut. 

"Masyarakat demokratis tidak bisa membiarkan Nazisme kembali berkuasa dalam politik internasional," kata Petro kala itu.

Pada Februari, ia menangguhkan pembelian senjata Israel setelah puluhan orang tewas dalam perebutan bantuan pangan di wilayah Palestina yang dilanda perang. Angkatan bersenjata Kolombia, yang terlibat dalam konflik selama puluhan tahun dengan gerilyawan sayap kiri, paramiliter sayap kanan, dan kartel narkoba, menggunakan senjata dan pesawat buatan Israel.

Negara ini sebelumnya memiliki sejarah hubungan diplomatik dan militer yang kuat dengan Israel dan Amerika Serikat (AS). Tetapi kemudian Kolombia dan Brasil mendukung pengaduan Afsel terhadap Israel ke Mahkamah Internasional di Den Haag, dan menuduh serangan Gaza merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Genosida.

Kembali ke halaman sebelumnya