Kembali ke halaman sebelumnya

Gerindra Balas Anies Baswedan Soal Diksi Merendahkan: Jangan Suudzon dengan Pak Luhut

Pikiran Rakyat 3 jam yang lalu

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman meminta mantan calon presiden Anies Baswedan agar tak suudzon kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelumnya, Anies menyinggung soal diksi merendahkan saat menanggapi pesan Luhut kepada Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto yang memintanya agar tak mengajak orang toxic masuk ke kabinet pemerintahannya.

"Jangan suudzon dengan Pak Luhut. Pernyataan soal toxic tidak tendensius dan karenanya tidak merendahkan siapapun." ujarnya kepada wartawan pada Selasa, 7 Mei 2024.

Menurut Habiburokhman, pesan Luhut soal orang toxic itu merupakan pernyataan normatif dan hanya berupa imbauan belaka.

"Kalau kita kaji redaksi maupun konteksnya, itu adalah pernyataan normatif. Hanya mengingatkan secara umum," tutur dia.

Di sisi lain, dia menilai politisi toxic sebenarnya bisa berada di partai mana saja, tak terkecuali Partai Gerindra.

"Politisi toxic adalah orang bermasalah secara hukum dan politik, mereka bisa ada di mana saja, di partai apa saja, dan di organisasi apa saja, termasuk mungkin juga di Partai Gerindra," katanya.

Lebih lanjut, Habiburokhan menekankan tak ada orang yang toxic di antara pimpinan partai politik maupun pasangan calon yang maju di Pilpres 2024.

Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu, dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

"Tapi pimpinan parpol dan para paslon Pilpres kemarin setahu saya tidak ada yang toxic," ucapnya.

Anies menyebut pesan Luhut kepada Prabowo soal orang toxic sebenarnya tidak perlu ditanggapi. Meski demikian, dia menyinggung soal pentingnya menghormati pikiran dan gagasan yang berbeda.

"Enggak perlu ditanggapi. Saya rasa, begini ya, pikiran boleh berbeda, gagasan boleh berbeda. Tapi satu hal, hormati perbedaan itu," ujarnya kepada wartawan di Jakarta Selatan pada Selasa, 7 Mei 2024.

Anies mengaku cenderung menghindari penggunaan diksi yang memberi label merendahkan seseorang. Terlebih menurutnya, perbedaan pandangan bukan berarti lebih buruk.

"Jadi saya cenderung menghindari diksi-diksi yang memberikan label merendahkan atas perbedaan pandangan, karena ketika kita memiliki pandangan yang berbeda, bukan berarti yang berbeda itu lebih buruk," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai, perbedaan pikiran dan gagasan itu tak perlu dianggap seolah meracuni. Sebaliknya, perbedaan itu justru merupakan penghargaan terhadap demokrasi.

"Apalagi yang berbeda itu dianggap meracuni. Belum tentu. Justru di situ lah penghargaan atas prinsip demokrasi," katanya.

"Dan itu yang kami khawatirkan makin hari pelan-pelan makin luntur. Bila Anda sepaham dengan saya, maka Anda benar dan Anda sehat. Tapi bila Anda tidak sepaham dengan saya, Anda tidak benar, Anda tidak sehat," sambung Anies.***

Kembali ke halaman sebelumnya