Kembali ke halaman sebelumnya

Beranikah Israel Membalas Serangan Iran?

tribunnews.com 8 jam yang lalu

Ismail Amin, MA

Mahasiswa S3 Universitas Internasional Al-Mustafa Iran / Ketua Umum KKS-Iran 2023-2025

Tepat 10 hari pasca penyerangan terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Damaskus, pada Minggu pagi (14/4) Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melakukan balasan kepada rezim agresor Israel dengan menembakkan ratusan drone pembunuh, rudal balistik, dan rudal jelajah ke wilayah pendudukan.

IRGC menegaskan bahwa setiap ancaman dari Amerika Serikat, rezim Zionis dan dari negara mana pun akan ditanggapi dengan respons timbal balik dari Republik Islam Iran.

Serangan tersebut dilanjutkan Iran dengan memberikan peringatan kepada AS untuk tidak ikut campur dan akan menghadapi tanggapan tegas dari angkatan bersenjata Republik Islam Iran, jika melakukan tindakan dan dukungan yang merugikan Iran.

Melalui Kementerian Luar Negerinya, Iran menjelaskan tujuan menyerang Israel.

Disebutkan serangan diluncurkan sebagai pembalasan atas tindakan agresif Israel terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah.

Angkatan bersenjata Iran tengah menjalankan hak wajarnya untuk membela diri seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Serangan diluncurkan sebagai tanggapan pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang oleh Israel, di mana salah satunya menyebabkan kematian para penasihat militer resmi Iran yang secara resmi hadir di Suriah atas undangan pemerintah Suriah dan beraktivitas di sana.

Kementerian Luar Negeri Iran mengungkapkan, bahwa serangkaian serangan militer yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Iran memiliki sasaran atau target pangkalan militer Israel dan bukan menargetkan fasilitas publik dan sipil sebagaimana yang dilakukan Israel di Gaza.

Keinginan untuk menyerang Israel, telah lama diungkap petinggi-petinggi Iran, namun belum ada alasan bagi Iran menyerang Israel sembari tetap patuh terhadap prinsip-prinsip dan tujuan piagam PBB serta hukum internasional.

Dengan adanya serangan Israel yang membuat Iran punya hak membalas, menjadi momen bagi Iran untuk menghantam Israek.

Pesan di balik serangan Iran

Melalui serangan di pagi buta, yang digambarkan Israel sangat mengerikan dan seketika menimbulkan kerugian 100 juta dollar AS tersebut, Iran memberi pesan kepada Israel bahwa Iran mampu menghancurkan semua target yang diinginkan di wilayah Israel.

Melalui operasi militer yang dinamakan “Operasi Janji Sejati" ini, Iran menginginkan kawan dan lawan tahu bahwa Iran mampu dan pasti akan melakukan apa yang dikatakannya.

Iran juga memesankan bahwa serangannya berasas pada pembelaan yang sah, dan tetap dalam koridor mematuhi aturan internasional.

Serangan Iran murni untuk melumpuhkan fasilitas militer Israel. Tidak ada fasilitas medis, pemukiman dan bangunan vital publik yang sengaja ditarget rudal Iran.

Sebagaimana yang ditekankan otoritas Iran, operasi yang dilancarkan bukan untuk memulai perang melainkan untuk mengakhiri perang.

Misi Iran di PBB menegaskan, dengan serangan tersebut, permasalahan dianggap selesai, namun jika Israel kembali membalas, maka Iran akan melancarkan operasi yang jauh lebih menyakitkan.

Dengan adanya aksi pawai ke jalan, dan pernyataan dukungan rakyat Iran terhadap operasi militer IRGC melawan rezim Zionis menunjukkan bahwa operasi ini merupakan tuntutan terhadap hak-hak masyarakat dan berdasarkan itikad nasional bangsa Iran.

Dukungan rakyat Iran terhadap operasi ini menunjukkan, kehendak rakyat Iran sejalan dengan pemerintahnya.

Sementara di internal Israel, terjadi goncangan politik dengan tuntutan mayoritas warga Israel agar Benyamin Netanyahu lengser dan tuntutan agar perang Gaza segera diakhiri.

Apakah Israel akan membalas Iran?

Jawaban para analis tentu negatif. Pentagon sendiri meminta Israel untuk tidak membalas, dan tidak bertanggungjawab atas serangan balasan Israel jika nekat melakukannya.

Mengapa Israel dinilai tidak logis membalas Iran?

Pertama, kekuatan tinggi Iran. Tamparan terhadap Israel ini menunjukkan kekuatan rudal dan drone Iran yang luar biasa, yang menimbulkan keyakinan petinggi Israel bahwa dalam pertempuran skala penuh, kerugian dan korban jiwa dari rezim Israel akan sangat besar.

Menghadapi Hamas saja, Israel menunjukkan ketikdakmampuannya, maka jauh lebih baik untuk tidak memasuki rawa perang dua kali.

Kedua, selain tidak mampu menyerang Iran sendiri secara langsung, Israel juga tentu tidak mau membuka front baru untuk menghadapi kekuatan seperti Iran dalam situasi saat ini dimana Israel terlibat dalam dua front: Utara (Hizbullah) dan Selatan (Hamas).

Ketiga, AS sebagai pendukung utama perang Israel, telah berkali-kali menyatakan secara resmi dan tidak resmi bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk memperluas cakupan perang, dan ini berarti Israel tidak memiliki pendukung militer untuk membuka front baru.

Keempat, opini publik tidak berpihak pada Israel. Opini publik seluruh dunia dan khususnya negara-negara tetangga menganggap Iran benar dalam menanggapi hal ini.

Sejumlah negara Arab telah memastikan pangkalan militer dan wilayah udara mereka terlarang digunakan untuk menyerang Iran.

Belum lagi, dengan kejahatan Israel selama ini terhadap rakyat Palestina khususnya Gaza, membuat publik muak terhadap Israel.

Sebaliknya, Iran akan mendapatkan dukungan luas publik dunia.

Kelompok yang selama ini nyinyir dan menganggap konflik Iran-Israel hanya gimmick, akan menjilat ludah mereka, dan tidak ada pilihan lain selain berpihak pada Iran yang membawa jargon pembebasan Al-Quds.

Di luar analisa ini, rezim Zionis tetap mungkin saja melakukan kebodohan dengan melakukan serangan, sebagaimana sebelumnya telah menyerang konsulat Iran yang tidak memiliki kepentingan dan keuntungan strategis apapun.

Apa yang tidak mungkin bagi rezim kriminal dan tidak lagi punya akal sehat dan merasa tidak berada dalam ikatan aturan manapun? tapi jelas saja, akibatnya akan jauh lebih pahit dan mengerikan.

Kembali ke halaman sebelumnya