Kembali ke halaman sebelumnya

Palestina Mau Jauhi AS Usai Diveto hingga Kabinet Perang Israel Cekcok

cnnindonesia.com 22 jam yang lalu
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Palestina Mahmoud Abbas buka kemungkinan jauhi Amerika Serikat usai diveto negara itu terkait usulan anggota tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Berita lainnya adalah perang Israel semakin terpecah setelah para menterinya cekcok saling tuduh membahayakan keamanan negara.

Berikut sejumlah berita 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini.

Presiden Mahmoud Abbas akan mempertimbangkan ulang hubungan dengan Amerika Serikat usai mereka memveto resolusi keanggotaan Palestina di PBB pekan lalu.

Abbas mengatakan langkah tersebut untuk memastikan perlindungan terhadap warga Palestina.

"Kepemimpinan Palestina akan mempertimbangkan kembali hubungan bilateral dengan Amerika Serikat untuk memastikan perlindungan kepentingan rakyat kami, perjuangan kami, hak-hak kami," kata dia pada Sabtu (20/4), dikutip dari Wafa.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memandu latihan serangan balik nuklir. Latihan ini sekaligus mengirimkan peringatan yang jelas kepada musuh-musuh Korea Utara, kata kantor berita negara KCNA pada Selasa (23/4).

Mengutip Reuters, KCNA melaporkan bahwa latihan tersebut melibatkan "unit roket ganda super besar" yang "mencapai sasaran pulau mereka" sekitar 352 kilometer (219 mil) jauhnya, kata laporan itu.

Ia menambahkan bahwa Kim "menghargai tingkat akurasi dan serangan yang tinggi" dari roket-roket tersebut.

Kabinet perang Israel semakin gaduh setelah para menterinya cekcok dan saling tuduh membahayakan keamanan negara di tengah agresi ke Jalur Gaza Palestina.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menuduh anggota Kabinet Perang Israel Benny Gantz mengancam keamanan negara karena telah menerima Presiden Palestina Mahmoud Abbas di rumahnya sekitar 2021 dan 2022 lalu.

"Orang yang merugikan keamanan Negara Israel, yang mendorong konsep penahanan dan penyerahan kepada Hamas, membahayakan tentara, mendatangkan pekerja dari Gaza, membuka pos pemeriksaan di Tepi Barat, menutup tim tanggap darurat, dan menjadi tuan rumah. [Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas] di rumahnya, adalah Gantz," ucap Ben-Gvir seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (22/4).

Kembali ke halaman sebelumnya