Kembali ke halaman sebelumnya

Ferdinand Hutahean Bilang Prabowo Tidak Butuh Jokowi Lagi dalam 2 Bulan ke Depan

fajar.co.id 7 jam yang lalu

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ferdinand Hutahean, mengungkapkan pandangannya terhadap dinamika politik di Indonesia. 

Ferdinand menyatakan bahwa Prabowo yang merupakan Menteri Pertahanan Indonesia mungkin tidak lagi membutuhkan dukungan dari Presiden Jokowi dalam jangka waktu dua bulan ke depan.

"Prabowo, kalau dibilang perlu Jokowi sih dua bulan kedepan sebetulnya tidak," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Sabtu (4/5/2024). 

Namun demikian, Ferdinand menambahkan bahwa sebaliknya, posisi Jokowi masih memiliki potensi untuk menjadi ancaman bagi Prabowo dalam periode yang sama. 

"Tapi posisi Jokowi dua bulan kedepan masih bisa ancaman terhadap Prabowo," ucapnya. 

Menurut perhitungannya, kekuatan politik yang dimiliki oleh Jokowi masih dapat mempengaruhi upaya pergantian presiden. 

Ferdinand melihat tidak menutup kemungkinan bahwa upaya tersebut dapat gagal akibat kekuatan politik yang dimiliki oleh Jokowi.

"Bisa saja karena kekuasaan yang dimiliki Jokowi, maka pergantian Presiden bisa gagal," sebutnya. 

Dijelaskan Ferdinand, dua bulan kedepan, masih masa-masa krusial dan sempit bagi Prabowo. 

"Maka, selama dua bulan kedepan ini Prabowo masih harus terlihat manut-manut kepada Jokowi," ungkapnya. 

Tapi setelah itu, kata Ferdinand, semuanya selesai sudah. Tidak ada lagi apapun upaya-upaya yang bisa dilakukan Jokowi untuk menggagalkan Prabowo. 

"Dengan demikian, saya bilang Prabowo itu hanya perlu paling lama dua bulan lagi," Ferdinand menuturkan.

"Setelah itu Jokowi tidak lagi dibutuhkan Prabowo," sambungnya. 

Setelah pelantikan Presiden, Ferdinand mengatakan Jokowi akan menerima posisinya yang tidak lagi dipandang, dianggap, dan sesuai ekspektasinya. 

"Mungkin ekspektasi Jokowi itu kan akan sangat tinggi posisi kedudukannya," tukasnya.

Menurut pandangan Ferdinand, saat ini Jokowi menganggap Prabowo sebagai subordinatnya. 

"Bahkan, Prabowo seperti subordinatnya. Tapi, itu harapan dan mimpinya saja. Nanti tidak akan bisa terwujud lagi," kuncinya. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Kembali ke halaman sebelumnya