Kembali ke halaman sebelumnya

Sosok Syafaruddin Poti, Pernah Jadi Tukang Cuci Mobil Kini Maju Lagi di Pilkada Rohul

tribunnews.com 1 jam yang lalu

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Syafaruddin Poti yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Riau memastikan diri untuk maju sebagai Bakal Calon (Bacalon) Kepala Daerah di Kabupaten Rokan Hulu pada pilkada serentak 2024 mendatang.

Majunya Poti sapaan akrabnya ini merupakan kesekian kalinya maju sebagai calon kepala daerah di Pilkada Rokan Hulu.

"Insya Allah akan maju di Pilkada serentak 2024,"ujar Syafaruddin Poti.

Alasan Poti untuk maju kembali di Pilkada Rohul karena ingin mengabdi di kampung halamannya dan memperhatikan kepentingan masyarakat kecil di Rohul.

"Tentunya ingin terus berbuat kepada masyarakat, dan pengabdian setelah sebelumnya mengabdi di DPRD Riau juga,"ujar Poti.

Poti politisi PDI Perjuangan ini tidak lolos ke Senayan, ia saat ini masih menjabat sebagai Anggota DPRD Riau dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Riau.

Poti bercerita panjang tentang perjalanan hidupnya saat menghadiri acara di sebuah kampus di Riau, video itupun dipostingnya di akun media sosial miliknya.

Poti bercerita jika nama aslinya adalah Syafruddin sedangkan Poti merupakan nama sang ayah yang sudah meninggal saat dia masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar.

Ia lahir di Pekan Tebih Kabupaten Rokan Hulu menjalani sekolah dasar di kampung halamannya namun melanjutkan SMP ke Kota Tengah yang jaraknya cukup jauh dari kampungnya di Pekan Tebih.

Saat sekolah SMP itu selama tiga tahun Poti mengayuh sepeda 26 Kilometer sehari, sambil jualan es di sekolah saat itu.

"Makanya sekarang saya diajak gowes nggak mau lagi, karena dulu setiap hari saya naik sepeda 26 kilo, kali tiga tahun,"ujarnya.

Usai menamatkan SMP, ia pun melanjutkan sekolahnya ke SMA 1 Pasirpangaraian, di sana Poti tinggal di rumah Makan yang menyediakan tempat cucian mobil.

Pulang sekolah, Poti bekerja mencuci mobil dan upahnya itu dijadikannya untuk kebutuhan hidup dan sekolahnya di SMA.

"Makanya orang yang paling berjasa setelah orangtua saya itu adalah pemilik Rumah Makan Kurnia pak Regar dan pak Akmal, saya cuci mobil di sana pulang sekolah,"cerita Poti.

Ia menjalani hidupnya seperti itu selama duduk di bangku SMA, setelah tamat, ia pun ingin melanjutkan sekolah ke Universitas Riau, namun gagal karena uang tidak punya.

"Saya pun kerja jual sayur dengan orang Bukittinggi di Pasar Kodim, beberapa bulan saya kerja disana,"ujarnya.

Itulah cerita kesulitan hidup Poti yang mendapatkan banyak respon positif dari masyarakat Riau, masyarakat bahkan berharap Poti lah yang layak terpilih jadi wakil masyarakat Riau di Senayan, karena tahu bagaimana penderitaan masyarakat kecil.

Maka setelah gagal ke Senayan, Poti pun banyak didorong maju Pilkada, termasuk bursa Pilkada Gubernur selain maju di kampung halamannya Rokan Hulu.

"Maju Pilkada saja pak Poti, bapak berasal dari masyarakat bawah, pasti tau bagaimana memperjuangkan masyarakat bawah,"itu salah satu komentar di akun media sosial Poti tersebut.

Kembali ke halaman sebelumnya