Kembali ke halaman sebelumnya

The Fall Guy: Hiburan Paket Lengkap

detik.com 8 jam yang lalu

Jakarta - Dari pertama The Fall Guy dibuka, penonton disajikan sebuah kisah cinta yang langsung menarik perhatian saya. Colt Seavers (Ryan Gosling) adalah seorang stuntman yang selama ini menggantikan aktor terkenal dan menyebalkan bernama Tom Ryder (Aaron Taylor-Johnson).

Pacarnya adalah Jody Moreno (Emily Blunt), seorang camera operator dengan sejuta mimpi. Meskipun pondasi hubungan mereka singkat, David Leitch sebagai sutradara berhasil meyakinkan saya bahwa cinta ini adalah sesuatu yang layak dipertahankan.

Itulah kenapa ketika Colt Seavers mengalami kecelakaan di awal film yang membuatnya memutuskan untuk menghilang dari industri perfilman, hati saya ikut terluka. Hampir dua tahun semenjak kejadian mengenaskan tersebut, Colt yang sekarang menjadi tukang valet mendapatkan telpon dari produser kenamaan, Gail Meyer (Hannah Waddingham, diimpor dari Ted Lasso).

Gail mengatakan bahwa Jody sekarang menjadi sutradara dan ia meminta Colt secara khusus untuk menjadi stuntman dalam film pertamanya. Colt menerima ini dengan senang hati. Tapi ternyata Gail punya misi khusus terhadap Colt. Bintang utama film Jody, si Tom Ryder, menghilang tanpa jejak. Kata Gail, Tom berhubungan dengan orang-orang jahat dan kini urusan Colt untuk mencari Tom demi menyelamatkan film mantan kekasihnya itu.

Ketika Colt akhirnya menemukan sebuah mayat di kamar hotel (bukan spoiler, ada di trailer), hidupnya berubah menjadi sedikit lebih rumit.

Diadaptasi dari serial TV 80-an dengan judul sama, The Fall Guy adalah sebuah film yang pas untuk sutradara David Leitch. Leitch yang dulunya bekerja sebagai stunt double untuk bintang seperti Brad Pitt (kerja sama sebanyak lima kali) dan Jean-Claude Van Damme, tahu benar bagaimana cara menggambarkan kerja stuntman.

The Fall Guy bisa dibilang adalah surat cinta untuk para pahlawan yang jarang mendapatkan apresiasi (sampai sekarang Oscar bahkan belum memberikan nominasi untuk stunt performer terbaik). Secara cerita, The Fall Guy adalah sebuah film blockbuster sepenuhnya. Kalau Bullet Train masih memiliki twist yang menarik, kamu bisa menebak apa yang terjadi dalam film ini di pertengahan film.

Tidak ada yang mengejutkan dalam film ini. Semua hal berjalan seperti kebanyakan film blockbuster. Tapi skrip Drew Pearce yang generik itu bukan hal yang mengganggu karena ia memberikan banyak hal yang membuat penonton tetap betah menyaksikan film ini. Dialog-dialognya lucu dan menggemaskan.

Bagaimana cara ia membuat penonton peduli dengan kisah cinta kedua karakter utamanya juga patut diacungi jempol. Tapi yang paling mengesankan adalah bagaimana ia bisa menyeimbangkan porsi komedi, aksi dan romansa tanpa satu genre mengganggu yang lainnya.

Leitch sebagai sutradara mengerjakan film ini dengan sepenuh hati. Ia tahu bahwa ia bisa mengandalkan Ryan Gosling dan Emily Blunt dari departemen akting. Kedua mega bintang itu bisa memiliki chemistry dengan siapapun. Dalam The Fall Guy, mereka bisa membuat saya percaya hanya dengan tatapan mata.

Tidak hanya keduanya jago dalam genre aksi atau drama, dua orang ini juga memiliki comedic timing yang luar biasa. Karena itulah Leitch fokus ke hal teknis yang membuat The Fall Guy terasa besar dan meyakinkan.

Film ini bukan hanya perayaan soal jasa para stunt performer yang luar biasa tapi juga sebuah surat cinta untuk pembuatan film secara keseluruhan. Dari awal Leitch sudah pamer dengan gerakan kameranya yang panjang dan kompleks. Ia juga mempersembahkan koreografi aksi yang cukup mengesankan.

Dari adegan gebuk-gebukan sampai kejar-kejaran mobil, semuanya ada dalam The Fall Guy. Tapi semua itu menjadi beberapa kali lebih gila ketika penonton digiring ke klimaks yang luar biasa memuaskan.

Dengan musik yang menggelegar dan gambar yang warna-warni, The Fall Guy adalah hiburan yang akan memuaskan siapapun. Pecinta film aksi, komedi dan kisah cinta akan bahagia karena film ini dibuat untuk semua orang.

Fakta bahwa ada begitu banyak adegan gila yang menggunakan efek praktikal (alias dilakukan sungguhan, bukan menggunakan komputer) membuat film ini menjadi santapan yang sungguh spesial. Ajak teman dan saudara yang mencintai film. Ini adalah sebuah perayaan sinema yang harus dirayakan bersama-sama.

Kembali ke halaman sebelumnya