Kembali ke halaman sebelumnya

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

kompas.com 1 jam yang lalu

Lihat Foto

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin berpandangan, pembentukan presidential club tak serta merta dapat memperbaiki hubungan antara presiden yang berkonflik.

Menurut dia, sulit untuk menyatukan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan juga Presiden Joko Widodo (Jokowi), selama belum ada rekonsiliasi.

“Iya, saya sih melihatnya begitu. Selama mereka belum ketemu, belum bermaaf-maafan, belum rekonsiliasi, ya walaupun di satu wadah pun mereka akan tetap saling membelakangi, saling tidak akrab,” ujar Ujang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/5/2024).

Seharusnya, kata Ujang, ada pertemuan antara pihak-pihak yang berseteru itu sebelum dipersatukan dalam satu wadah bernama Presidential Club.

Sebab, tak menutup kemungkinan antara Megawati dengan Jokowi ataupun SBY, tetap saling bersaing dan menjatuhkan di dalam forum itu selama rekonsiliasi belum terjadi.

“Sama saja kalau kita sedang bermusuhan, kemudian berada di dalam satu tempat. Ya akan saling gerutu, saling menjelekkan satu sama lain. Saat ini, mereka masih seperti air dan minyak, masih belum ketemu,” kata Ujang.

“Jadi diaduk-aduk pun di dalam satu wadah presidential club, kelihatannya belum bisa ketemu. Sebelum mereka damai dulu, sebelum mereka rekonsiliasi dulu. Baru ada presidential club,” sambung dia.

Meski begitu, Ujang menilai upaya presiden terpilih Prabowo Subianto menjembatani hubungan antarpendahulunya melalui presidential club, adalah langkah yang positif.

Bagi Ujang, kondisi tersebut menjadi salah satu tantangan yang memang harus dihadapi oleh Prabowo.

“Apapun itu, saya melihat apa yang dilakukan itu ya suatu keinginan prabowo yang positif, yang bagus saja,” pungkas dia.

Untuk diketahui, Prabowo disebut ingin mendudukkan para mantan presiden dalam satu meja dalam presidential club.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Jokowi pun menyambut positif keinginan Prabowo itu. Ia juga menyarankan agar pertemuan antarmantan presiden bisa dilakukan dua hari sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Kembali ke halaman sebelumnya