Kembali ke halaman sebelumnya

Sosok Ahyar Nasution Lawan Berat Bobby Nasution di Medan, Dulu Dipecat Kini Kembali Lagi ke PDIP

tribunnews.com 3 jam yang lalu

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Ahyar Nasution lawan berat Bobby Nasution di Pemilihan Wali Kota Medan, berencana kembali bertarung.

Meski sama-sama marga Nasution, namun keduanya mendapat perlakukan berbeda dari PDIP.

Kader Demokrat Sumut Akhyar Nasution kini mendaftar sebagai calon Wali  Kota Medan ke PDIP Medan

Akhyar dulunya adalah  kader PDIP.

Kemudian Ahyar dipecat lantaran tak dicalonkan PDIP untuk periode kedua sebagai wali kota Medan

Saat Ahyar diterima, PDIP malah masih menutup pintu buat Bobby Nasution menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution.

Bendahara DPC PDIP Medan Boydo Panjaitan mengatakan, Akhyar mendaftar ke PDIP pada Rabu lalu. 

"Iya benar Akhyar mendaftar mendaftar ke PDIP sebagai calon walikota Medan ke PDIP," kata Boydo kepada tribun, Jumat (10/5/2024). 

Boydo mengatakan, PDIP tetap menerima berkas pendaftaran Akhyar meski dia pernah dipecat PDIP

Boydo mengatakan, kasus Akhyar berbeda dengan Bobby Nasution yang dinilai berkhianat sehingga PDIP telah menutup pintu bagi Bobby jika nantinya mendaftar sebagai calon kepala daerah di PDIP

"Iya tetap kita terima berkas pendaftaran karena  berbeda kasus dengan Bobby Nasution yang berkhianat, kalau Ahyar karena tidak direkomendasikan padahal seharusnya sebagai kader senior PDIP dan juga walikota incumbent pada waktu itu," kata Boydo. 

Boydo mengatakan, Akhyar mengundurkan dari PDIP sebab saat itu PDIP mendukung Bobby Nasution di Pilwakot Medan

Karena itu Akhyar mengundurkan diri dari PDIP dan maju dari Demokrat dan PKS sebagai penantang Bobby. 

"Tapi karena saat tidak mendapat rekomendasi karena PDIP menunjuk Bobby Nasution dia kemudian mengundurkan diri dan mengambil rekomendasi dari PDIP dan Demokrat," lanjut Boydo. 

Mengenai peluang PDIP mendukung Akhyar masih terbuka. Boydo menyampaikan,  PDIP membuka kesempatan seluar luasnya bagi siapa saja yang ingin maju dari PDIP

"Namun memang PDIP selalu mendorong kader untuk maju di Pilkada. Salah satu yang didorong untuk maju adalah Ketua PAC PDIP Medan Hasyim oleh kader kader di Medan.

Kita PDIP Medan memang mengutamakan kader sebagai calon kepala daerah. Agar tetap memiliki pemikiran revolusioner, militan dan tidak berbelok belok apalagi berkhianat seperti kemarin," kata Boydo. 

Sementara itu Ketua Tim Penjaringan Kepala Daerah PDIP Medan, Ramond Siagian mengatakan, selain Akhyar, ada dua orang lainnya yang sudah mengembalikan formulir pendaftaran ke PDIP Medan

"Ada Akhyar, Sobirin Harahap Dewan Pakar PKS Medan, kemudian Suryani Paska Sekretaris PKB yang sudah mengembalikan pendaftaran sebagai calon walikota Medan," kata Ramond. 

Ada pun pendaftaran calon walikota Medan dari PDIP telah dibuka sejak 17 April hingga 15 Mei 2024.

Ramond mengatakan, proses penunjukan calon walikota Medan nantinya akan diputuskan oleh DPP PDIP

"Secara keseluruhan ada 26 yang mengambil formulir. Kita akan tunggu untuk yang lainnya sebelum nantinya akan kita serahkan ke DPP untuk diputuskan," tutup Ramond.

Berikut perjalanan karir politik dan Profil Ahyar Nasution

Seperti diketahui, Akhyar Nasution lahir di Medan, 21 Juli 1966.

Ia menempuh pendidikan di SD Negeri 060863/27 Kelurahan Brayan Bengkel, Medan Timur (1974-1980).

Kemudian masuk SMP Negeri 9 Medan, Kelurahan Pulo Brayan Kota, Medan Barat, Medan (kini SMP Negeri 11 Medan, 1980-1983)

Lalu bersekolah di SMA Negeri 3 Medan (1983-1986).

Setelah itu, ia lalu melanjutkan pendidikan S1 Teknik Sipil di Universitas Sumatra Utara (USU) dan meraih gelar Sarjana Teknik (1988-1995).

Sebagai sosok yang penuh dengan kreativitas, selama berkuliah, dia aktif menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Teknik USU (1988-1995).

Dikenal sebagai aktivis jempol di masanya

Setelah tamat dari kuliah, ia kemudian bekerja sebagai Karyawan PT Fajar Hamparan Mas (1995-2000).

Sebagai seorang aktivitas, dia memang terlibat dalam pergerakan reformasi dan nasib membawanya ke dunia politik dan kemudian terpilih menjadi Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Deli pada 1998-2002.

Sembari aktif di politik, Akhyar tak melupakan pendidikdan menamatkan studi S2 Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan di USU dan meraih gelar Magister Sains (2000-2003)

Kiprah Politik

Matang berpolitik dan menjadi kader andalan PDIP, pada Pemilu 1999, Akhyar maju sebagai calon legislatif dan duduk sebagai Anggota DPRD Kota Medan periode 1999-2004.

Namun, Setelah tidak lagi di legislatif, ia bekerja sebagai wirausaha. Meski dia tak vakum di dunia politik karena aktif bertugas sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Sumatra Utara (2008-2010).

Kemudian menjabat sebagai Wakil Sekretaris Eksternal (2010-2015) dan Wakil Sekretaris Internal (2015-2019) PDI Perjuangan Sumatra Utara.

Tepatnya pada tahun 20015 lalu, tugas kembali memanggilnya kali ini maju pada Pilwako Medan 2015, ia ditunjuk sebagai calon wakil wali kota Medan mendampingi Dzulmi Eldin.

Hari bersejarah ketika pada Tanggal 17 Februari 2016, dia dilantik menjadi wakil wali kota pada Pelantikan Kepala Daerah Serentak Sejajaran Pemprovsu.

Ia juga bertugas sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi PDI Perjuangan Sumatra Utara (2019-2020).

Pada 17 Oktober 2019, dia menjadi pelaksana tugas wali kota Medan karena Dzulmi Eldin ditahan KPK.

Sejak saat itu ia memimpin roda pemerintahan Medan dengan status Plt, hingga jelang Pilkada.

Maju di Pilkada Medan Bersaing dengan Menantu Jokowi

Memiliki pengalaman dan basis yang kuat Akhyar Nasution kemudian maju di Pilkada Medan Sumatera Utara, berpasangan dengan Salman Alfarisi.

Namun Akhyar Nasution harus beradapan dengan calon kuat lainnya yakni pasangan Bobby Nasution (menantu Presiden Jokowi) dan Aulia.

Belakangan, Akhyar Nasution yang tidak mendapatkan restu dari Partai PDIP kemudian dipeca.

Ahyar kemudian diusung Demokrat dan PKS untuk maju di Pilwako Medan 2020 dan kalah.

Seperti diketahui pula, sebelumnya, Tim Pemenangan Akhyar -Salman resmi mendaftarkan gugatan Pilkada Medan ke Mahkamah Konstitusi (MK) RI pada 18 Desember 2020 lalu.

Ketua Tim Pemenangan Akhyar-Salman, Ibrahim Tarigan pernah mengatakan pihaknya menduga banyak terjadi kecurangan di Pilkada Medan sehingga membuat pasangan Akhyar-Salman kalah.

Wali Kota Tersingkat

Pasca Pilkada Medan dan dia kalah dalam pertarungan, namun statusnya masih sebagai Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution dilantik menjadi Walikota Defenitif.

Sidang Paripurna DPRD Kota Medan dengan agenda pengangkatan Akhyar Nasution menjadi Wali Kota Medan digelar pada Selasa (26/1/2021).

Dalam rapat paripurna itu dihadiri sejumlah pimpinan DPRD Medan, di antaranya Ketua DPRD Medan, Hasyim.

Selain itu Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution juga hadir bersama Sekretaris Daerah (Seka) Kota Medan, Wiriya Alrahman.

Akhyar Nasution mengatakan, bila dilantik sebagai Wali Kota Medan akan menjadi wali kota definitif tersingkat di Indonesia.

Apalagi, ia akan dilantik jelang berakhirnya masa jabatannya.

"Ya kalau saya jadi Wali Kota nanti, misalnya SK usulan ini bisa diproses, saya akan jadi Wali Kota dengan jabatan tersingkat di Indonesia.Hanya beberapa hari saja," ujarnya kepada awak media, di depan ruang rapat paripurna DPRD Medan, Selasa (26/1/2021).

Akhyar berujar, bahwa pengusulan pengangkatan dirinya melalui rapat paripurna ini sudah terlalu lama jika dihitung sejak keluar nya SK pemberhentian Dzulmi Eldin sebagai Wali Kota Medan.

"Surat Keputusan pemberhentian Dzulmi Eldin sudah keluar 15 Oktober, jadi ada sekitar 3 bulan ini baru diproses pengangkatannya," ungkapnya.

Dikatakannya, selama masa tersebut Kota Medan tidak memiliki wali kota, karena dirinya hanya sebatas pelaksana tugas.

"Jadi selama ini Medan tidak ada wali kotanya.

Karena saya kan Plt saja, wewenangnya tentu berbeda," ucap dia.

Saat ditanyai apakah dirinya ada menerima salinan SK pemberhentian Dzulmi Eldin pada Oktober 2020 lalu, Akhyar mengaku tidak mengeceknya karena saat itu dirinya sedang mengambil masa cuti.

"Enggak tahu, saya enggak cek karena kan waktu itu saya masih cuti," ucapnya.

Berdasarkan rekapitulasi KPU, Akhyar-Salman kalah dari mantu Jokowi, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman.

Bobby-Aulia memperoleh 393.327 suara atau 53,45 persen.

Unggul 6,9 persen dengan Akhyar-Salman yang memperoleh 342.580 suara atau 46,55 persen. (*)

Kembali ke halaman sebelumnya