Kembali ke halaman sebelumnya

Komunikasi Kawan Lama di Balik Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati

detik.com 42 menit yang lalu
Jakarta -

Wacana pertemuan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri masih santer setelah tahapan Pilpres 2024 selesai. Kedua tokoh itu dianggap memiliki cara berkomunikasi tersendiri sebagai kawan sejak lama.

Hal itu disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Menurutnya, kedua pemimpin partai itu tetap berkomunikasi dengan baik hingga kini.

"Sangat baik dan produktif (komunikasi)," kata Muzani kepada wartawan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muzani mengungkapkan Prabowo dan Megawati memiliki cara komunikasi tersendiri. Menurut dia, tak ada permasalahan antara dua tokoh itu yang menghalangi rencana pertemuan.

"Keduanya punya cara komunikasi sendiri, dan keduanya kapan harus bertemu di mana dan seterusnya, sehingga karena keduanya adalah sahabat dan kawan lama, keduanya juga sama-sama mengaku tak punya masalah," kata Muzani.

"Mereka mengatakan tidak punya masalah dengan Prabowo, bahkan baik-baik saja hubungannya dengan Prabowo. Demikian juga kami Pak Prabowo sudah mengatakan hal yang sama tidak ada masalah. Jangankan dengan Bu Mega, dengan semuanya pun tak ada masalah," imbuhnya.

Muzani meminta semua pihak agar menunggu saja kepastian ihwal waktu dan lokasi pertemuan tersebut. Menurutnya, Prabowo dan Megawati memahami momentum yang cocok.

"Dan bisa bekerja sama dengan partai manapun sehingga soal pertemuan, soal waktu, soal momentum, dan saya kira tunggulah karena keduanya kedua pemimpin itu mengerti kapan harus bertemu," lanjutnya.

Lebih lanjut, Muzani menepis adanya pandangan bahwa Jokowi menjadi penghalang pertemuan Prabowo dan Megawati. Dia menyebut Jokowi justru menjadi pendorong pertemuan itu terlaksana.

"Nggak, Pak Jokowi justru yang mendorong dan mengingatkan," ujar dia.

Senada, PDIP menekankan Megawati dan Prabowo menjalin hubungan baik. Hubungan keduanya, bagi PDIP, memiliki sejarah dalam kerja sama politik tanpa ada masalah.

"Sudah berulangkali dijelaskan oleh jajaran DPP PDI Perjuangan bahwa hubungan Ibu Megawati dengan Pak Prabowo tidak ada masalah. Beliau berdua memiliki sejarah hubungan pribadi dan kerja sama politik sudah sangat lama. Beliau berdua pernah menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2009," kata Ketua DPP PDIP Said Abdullah kepada wartawan, Sabtu (4/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Said mengatakan tak ada hal apapun yang menghalangi rencana pertemuan kedua tokoh itu. Dia pun mengungkit Megawati mengajak Prabowo kembali ke RI saat tinggal di Yordania pasca Orde Baru.

"Dan hubungan beliau berdua tidak ada aral apapun, tidak ada noktah yang menghalangi hubungan Bu Mega dan Pak Prabowo. Beliau berdua sama sama memiliki gen politik nasionalis. Bu Mega pula yang mengajak Pak Prabowo pulang ke tanah air saat Pak Prabowo tinggal di Yordania," katanya.

Lantas, kata Said, rencana pertemuan Megawati dan Prabowo tak perlu ada 'mak comblang'. Dia yakin keduanya akan bertemu pada momen yang disepakati.

"Oleh sebab itu, pertemuan Bu Mega dan Pak Prabowo tidak perlu mak comblang, kalau panggilan batin beliau berdua sudah waktunya untuk bertemu, saya yakin akan ada saatnya beliau berdua akan bertemu," kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.

Jakarta -

Wacana pertemuan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri masih santer setelah tahapan Pilpres 2024 selesai. Kedua tokoh itu dianggap memiliki cara berkomunikasi tersendiri sebagai kawan sejak lama.

Hal itu disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Menurutnya, kedua pemimpin partai itu tetap berkomunikasi dengan baik hingga kini.

"Sangat baik dan produktif (komunikasi)," kata Muzani kepada wartawan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muzani mengungkapkan Prabowo dan Megawati memiliki cara komunikasi tersendiri. Menurut dia, tak ada permasalahan antara dua tokoh itu yang menghalangi rencana pertemuan.

"Keduanya punya cara komunikasi sendiri, dan keduanya kapan harus bertemu di mana dan seterusnya, sehingga karena keduanya adalah sahabat dan kawan lama, keduanya juga sama-sama mengaku tak punya masalah," kata Muzani.

"Mereka mengatakan tidak punya masalah dengan Prabowo, bahkan baik-baik saja hubungannya dengan Prabowo. Demikian juga kami Pak Prabowo sudah mengatakan hal yang sama tidak ada masalah. Jangankan dengan Bu Mega, dengan semuanya pun tak ada masalah," imbuhnya.

Muzani meminta semua pihak agar menunggu saja kepastian ihwal waktu dan lokasi pertemuan tersebut. Menurutnya, Prabowo dan Megawati memahami momentum yang cocok.

"Dan bisa bekerja sama dengan partai manapun sehingga soal pertemuan, soal waktu, soal momentum, dan saya kira tunggulah karena keduanya kedua pemimpin itu mengerti kapan harus bertemu," lanjutnya.

Lebih lanjut, Muzani menepis adanya pandangan bahwa Jokowi menjadi penghalang pertemuan Prabowo dan Megawati. Dia menyebut Jokowi justru menjadi pendorong pertemuan itu terlaksana.

"Nggak, Pak Jokowi justru yang mendorong dan mengingatkan," ujar dia.

Simak respons PDIP di halaman selanjutnya.

Senada, PDIP menekankan Megawati dan Prabowo menjalin hubungan baik. Hubungan keduanya, bagi PDIP, memiliki sejarah dalam kerja sama politik tanpa ada masalah.

"Sudah berulangkali dijelaskan oleh jajaran DPP PDI Perjuangan bahwa hubungan Ibu Megawati dengan Pak Prabowo tidak ada masalah. Beliau berdua memiliki sejarah hubungan pribadi dan kerja sama politik sudah sangat lama. Beliau berdua pernah menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2009," kata Ketua DPP PDIP Said Abdullah kepada wartawan, Sabtu (4/5).

Said mengatakan tak ada hal apapun yang menghalangi rencana pertemuan kedua tokoh itu. Dia pun mengungkit Megawati mengajak Prabowo kembali ke RI saat tinggal di Yordania pasca Orde Baru.

"Dan hubungan beliau berdua tidak ada aral apapun, tidak ada noktah yang menghalangi hubungan Bu Mega dan Pak Prabowo. Beliau berdua sama sama memiliki gen politik nasionalis. Bu Mega pula yang mengajak Pak Prabowo pulang ke tanah air saat Pak Prabowo tinggal di Yordania," katanya.

Lantas, kata Said, rencana pertemuan Megawati dan Prabowo tak perlu ada 'mak comblang'. Dia yakin keduanya akan bertemu pada momen yang disepakati.

"Oleh sebab itu, pertemuan Bu Mega dan Pak Prabowo tidak perlu mak comblang, kalau panggilan batin beliau berdua sudah waktunya untuk bertemu, saya yakin akan ada saatnya beliau berdua akan bertemu," kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.

Kembali ke halaman sebelumnya