Kembali ke halaman sebelumnya

Nike Diprotes Gegara Buat Seragam Atletik Perempuan untuk Olimpiade Paris 2024 Kelewat Seksi

beautynesia.id 12 jam yang lalu

Saat membuat pakaian olahraga, terlebih untuk Olimpiade, seragam atletik perlu dirancang khusus. Desain tidak hanya mengandalkan sisi estetika, tapi juga harus pragmatis. Penggunaan material yang tepat serta desain nyaman dapat menunjang performa atlet yang mengenakannya.

Dalam rangka Olimpiade Paris 2024, Nike berkesempatan merancang seragam tim AS. Seragam itu pertama diperkenalkan di acara Nike on Air, Paris (11/4). Sayangnya, seragam untuk track and field (trek dan lapangan) yang diperkenalkan justru menuai kritikan, baik dari publik maupun atlet.

Masing-masing seragam track and field terbuat dari spandex, dirancang berbeda sesuai gender. Seragam atletik pria terdiri dari tanktop dan celana pendek dalam warna ombre biru dan merah. Seragam perempuan berupa bodysuit motif garis dilengkapi ritsleting. Setiap seragam tertera tulisan "USA" dan bendera AS sebagai identitas tim.

Pasalnya, rancangan one-piece untuk seragam atlet perempuan bermasalah di bagian crotch. Pada maneken yang mengenakannya, bagian tersebut berpotongan tidak pas sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu menutupi alat kelamin sepenuhnya.

Oleh karena rancangan bodysuit ini pula, muncul tuduhan Nike seksis karena tampak seragam pria yang apik, sedangkan perempuan tidak dipertimbangkan dengan baik.

Rancangan Nike Tuai Kontroversi

Sejak diperkenalkannya seragam atletik perempuan, Nike diamuk netizen lantaran pakaian olahraga kelewat seksi itu. Kolom komentar unggahan Instagram @citiusmag yang menampilkan first look seragam itu dibanjiri komentar negatif. Begitu pula dalam sebuah unggahan Instagram resmi Nike.

What about the voices of the female olympians who don’t want their labias showing while they compete 🤔” tulis @sara******* dalam postingan Nike, mengkritisi bagian labia perempuan yang akan terlihat jika pakai seragam itu. 

Komentar atlet juga jadi sorotan. Seperti akun go******, seorang atlet lari, yang ‘mencolek’ akun klinik waxing untuk minta sponsor, “Hi @europeanwax would you like to sponsor Team USA for the upcoming Olympic Games!? Please and thanks”.

Mantan pelari nasional AS, Lauren Fleshman, bahkan mengunggah satu foto khusus mengkritisi seragam ini. “Ini adalah kostum yang lahir dari kekuatan patriarki yang tidak lagi diterima atau diperlukan untuk menarik perhatian olahraga perempuan,” katanya.

Namun, di sisi lain, ada pula akun @sinclaire******* yang mengungkap bahwa Nike telah meminta atlet untuk mencoba pakaian tersebut saat tahap testing dan jatuhnya lebih baik dibanding di manekin, “Lolol these comments have me 💀 but, Nike included a number of us in the kit testing process and I can assure you the bottoms don’t look like this on a real human”.

Sementara akun @asc***** berharap para atlet menuntut perancangan ulang seragam ini, “I hope the female athletes are DEMANDING a redesign with their input”.

Harapan serupa juga diungkap @yello******** ditujukan pada akun Nike, “Hope you all give the track women just as much coverage in the crotch area as you give the men, otherwise you absolutely want women feeling all types of uncomfortable with that high cut set you displayed. 🤬”

Tanggapan Nike

Kritik ini kemudian ditanggapi oleh juru bicara Nike. Berbicara kepada NPR, para atlet bisa memilih hampir 50 gaya yang tersedia, selain dari bodysuit yang jadi kontroversi.

“We showcased some of the new Olympic uniforms at the Nike On Air experience in Paris — but, as we are a few months from the Games and working with limited samples in a limited format presentation, not all looks and styles were featured” (Kami memamerkan beberapa seragam Olimpiade baru pada pengalaman Nike On Air di Paris — namun, karena kami tinggal beberapa bulan lagi dari Olimpiade dan bekerja dengan sampel terbatas dalam presentasi format terbatas, tidak semua tampilan dan gaya ditampilkan).

Bagaimana Atlet Mengenakannya agar “Aman”?

Dirancang khusus untuk tim trek dan lapangan, tentu rasanya tidak lengkap jika tidak ada demonstrasi bagaimana atlet secara langsung mengenakannya. 

Atlet sprinter AS, Sha'Carri Richardson, pernah mengenakan bodysuit serupa dari Nike. Namun untuk mengakali bagian crotch, ia melapisi bodysuit dengan celana pendek agar tetap nyaman dan “aman” dikenakan.

(dmh/dmh)

Kembali ke halaman sebelumnya