Kembali ke halaman sebelumnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Tempo 4 jam yang lalu

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara – negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina, kendati Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakinkan senjata-senjata itu digunakan untuk melawan Rusia. Partai Patriot sudah lama dikenal mengkritik tindakan negara-negara Barat yang mengulurkan bantuan ke Ukraina dan menuduh Zelensky telah berbohong saat mengklaim seluruh bantuan dari Amerika Serikat dialokasikan ke medan tempur.    

“Pada kenyataannya, sebagian besar senjata dialihkan dan dikorupsi!,” kata Philippot.   

Dia mencatat pada bulan lalu Kyev tidak mendapat uang bantuan 16 miliar euro (Rp277 triliun) dari Polandia dan Uni Eropa. Sedangkan Perdana Menteri Ukraina Denis Shmigal mengklaim dia tak faham apa yang terjadi sampai uang tak cair.   

Philippot juga menyoroti kasus korupsi yang baru-baru ini terungkap yang melibatkan Menteri Pertanian Ukraina Nikolay Solsky. Dia dituduh secara ilegal menggunakan lahan miliki negara senilai hampir 6.9 juta euro (Rp119 miliar).        

“Kembali kasus korupsi lainnya di negara ini, yang merupakan salah satu negara terkorupsi di bumi ini. Setiap euro yang dikirimkan ke Ukraina hanya akan memperpanjang perang dan menyebabkan kematian yang tidak perlu, memiskinkan kami dan Anda serta memperkuat peluang memperkaya orang-orang yang korupsi,” kata Philippot, yang juga menyerukan agar perang Ukraina segera diselesaikan. 

Iklan

Ukraina telah dilanda korupsi yang meluas selama bertahun-tahun. Pada 2015, sebuah artikel di Guardian menggambarkan Ukraina sebagai negara paling korupsi di Eropa. Terbaru, berdasarkan Corruption Perception Index dari Transparansi Internasional mengungkap Ukraina ada diurutan 104 dari 180 negara transparan di dunia.  

Masalah korupsi ini telah menjadi perhatian selama perang Ukraina berkecamuk, termasuk saat militer Ukraina diguncang sejumlah skandal kasus korupsi dalam beberapa bulan terakhir. Pada musim dingin tahun ini, SBU Ukraina mengumumkan telah mengungkap sebuah skema penggelapan besar-besaran, di mana pejabat Ukraina dan kontraktor swasta mencuri suku cadang bernilai sekitar USD40 juta (Rp649 miliar).  

Sumber: RT.com 

Kembali ke halaman sebelumnya