Kembali ke halaman sebelumnya

Industri di Israel Penjajah Mulai Limbung karena Diboikot Turki

Pikiran Rakyat 4 jam yang lalu

Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu, dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

PIKIRAN RAKYAT – Boikot yang dilakukan Turki kepada Israel Penjajah sudah terlihat dampaknya. Ekonomi negara yang melakukan genosida ke warga Palestina di Gaza ini sudah mulai limbung dan berantakan.

Warga Israel Penjajah akan segera terkena dampak finansial dari boikot Turki. Apalagi barang mentah dari Turki tak lagi tersedia, yang memicu komoditas pokok dan pangan naik, dan harga rumah yang makin melambung tinggi.

Laporan dari situ berita Calcalist menyebutkan bahwa keputusan Turki untuk memutuskan hubungan dagang dengan Israel Penjajah adalah kejutan total di negara pelaku genosida itu. Sebelumnya Israel Penjajah menilai ancaman dari Turki hanya ancaman kosong.

Untuk mencari sumber impor alternative butuh waktu dan serangkaian perjanjian. Bahkan saat perjanjian tersebut ditandatangani, harga barangnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi daripada harga yang didapat dari pemasok di Turki.

Masyarakat Israel Penjajah mulai kesulitan dalam hidup sehari-hari. Pasalnya biaya hidup di sana semakin tinggi dan memberatkan.

Calcalist juga menyoroti industri konstruksi yang paling terkena dampak boikot dari Turki. Industri otomotif juga ikut terkena dampak besar-besaran dari Turki.

Pasalnya, produsen mobil besar mengekspor serangkaian mobil populer dari Turki ke Israel Penjajah. Setelah adanya boikot dari Turki, kesempatan Israel Penjajah makin sulit.

Perdana Menteri (PM) Israel Penjajah Benjamin Netanyahu mendapat desakan dan protes dari banyak pihak. Tak hanya dari dunia, Netanyahu juga mendapat tekanan besar dari keluarga tawanan Israel Penjajah di Gaza.

Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu, dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

Mereka mendesak Netanyahu untuk mengabaikan tekanan politik dan mengamankan kesepakatan yang bisa memulangkan warga Israel Penjajah. Apalagi konflik sudah terjadi selama kurang lebih 7 bulan ini.

Sementara itu, para Menteri saya kanan di kabinet Netanyahu mulai mengeluarkan ancaman akan meninggalkan koalisi jika Netanyahu menyetujui tekanan dari keluarga para tawanan. Menteri di kabinet Netanyahu tak terima adanya gencatan senjata dan pembebasan tawanan yang akan mengakhiri konflik.

“Ini saatnya untuk memimpin, menunjukkan keberanian dan mewujudkan kembalinya 132 orang,” ujar pihak keluarga.

“Perdana Menteri Netanyahu, sejarah tidak akan memaafkan Anda jika Anda melewatkan kesempatan untuk memulangkan kerabat kami,” kata pihak keluarga menambahkan.***

Kembali ke halaman sebelumnya